Motif Batik Memiliki Filosofi yang tidak Terlepas dari Motto Negara

Kusnin Asa diapit Neno Warisman dan Abrori Jabbar.

JAKARTA – Sebagian besar corak batik memiliki filosofi yang tidak terlepas dari motto negara, kepercayaan dan agama. Ini nampak pada corak batik di negara-negara anggota ASEAN.

Demikian dikatakan peneliti batik Prof. Kusnin Asa, yang juga ketua Yayasan Syailendra Bhumi Rabwan, saat berbincang santai di sela buka puasa pengurus Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI) masa bakti 2024-2029 di rumah Sekjen HSBI, Abrori Jabbar, di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (15/3).

Pada kesempatan tersebut Kusnin Asa menyerahkan dua buku untuk perpustakaan HSBI yang diterima oleh Abrori Jabbar dan Neno Warisman, yaitu buku berjudul Mosaic of Indonesian Batik dan Epos Sejarah Kepemimpinan Indonesia (535 – 2030).

Menjelang buka puasa artis Neno Warisan menembangkan puisi Emha Ainun Nadjib dan aktor Jose Rizal Manua membacakan puisi berjudul Marhaban ya Maghribi. Dalam kepengurusan HSBI Neno Warisman duduk sebagai anggota Dewan Pembina dan Jose Rizal Manua sebagai Wakil Ketua Dewan Penasehat.

Dikatakan Kusnin Asa, setiap corak batik mempuyai filosofi yang terkait dengan negara, khususnya negara-negara anggota ASEAN.

“Contohnya batik parang bedong dari Malaysia, ini  merupakan senjata dari negara tersebut. Lalu dua singa merupakan simbol Singapura, berarti kekuatan Singapura,” kata antropolog yang juga penyair dan pelukis ini.

Kemudian Kusnin menyebut batik Brunei yang terinspirasi oleh seni kaligrafi yang bersumber pada Al-Qur’an.

Demikian pula motif tumpal Dongson, yang merupakan lambang kosmos peninggalan kebudayaan suku Dongson di Vietnam, yang digunakan untuk upacara pemujaan meminta hujan turun.

“Motif berciri Hindu-Buddha terdapat pada batik Thailand dan Kamboja,” kata pria berusia 75 tahun ini.

Bicara tentang batik Pekalongan, sebagaimana disebutkan dalam buku karyanya, Batik Pekalongan dalam Lintasan Sejarah (2006), Kusnin memaparkan, kesenian batik yang berkembang di Pekalongan, Tegal, Indramayu, hingga Tasikmalaya awalnya dipengaruhi oleh Keraton Cirebon.

Dalam perjalanannya batik di Pekalongan terpengaruh kultur Cina dan Arab.

Kampung Arab di Pekalongan, demikian catat Kusnin Asa, telah menjadi sentra perajin batik sejak abad 16. Kehadiran pendatang dari Cina turut mewarnai batik Pekalongan lewat penyerapan pola hiasan keramik Tiongkok ke dalam ragam motif, seperti bentuk burung, naga, dan kupu-kupu.

Dalam kesempatan buka bersama tersebut Abrori Jabbar menyampaikan program-program HSBI ke depan, yaitu  Bank Naskah HSBI melalui platform MediaHSBI.com Festival Film Timur Tengah, Lomba Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional dan diskusi publik “Pemanfaatan Media Digital Secara Cerdas Bagi Generasi Muda.” (bud)

Array
Related posts
Tutup