Terapi Sengat Lebah Kembali Diminati Masyarakat

TERAPI sengat lebah semakin diminati masyarakat. Terapi tradisional yang sudah berlangsung ratusan tahun lalu ini sempat berhenti total selama dua tahun saat pandemi Covid-19.

“Alhamdulillah sekarang mulai banyak lagi yang melakukan terapi sengat lebah,” kata Harjiyanto, terapis sengat lebah di Taman Wisata Lebah di Cibubur, Jakarta Timur.

Dikatakan Yanto—sapaan akrabnya—terapi sengat lebah sempat berhenti total selama pandemi Covid-19, seiring pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Saat itu semua terapis sengat lebah tidak melakukan kegiatan terapi sama sekali.

Seperti diketahui, terapi sengat lebah merupakan metode pengobatan menggunakan racun lebah hidup. Racun lebah (apitoxin) mengandung banyak senyawa biologis aktif. Di antara kandungannya adalah asam amino dan enzim yang memiliki sifat anti-inflamasi. Enzim tersebut bisa mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.

Sekarang sehari rata-rata orang yang terapi sengat lebah di klinik Yanto mencapai 3 sampai 4 orang. Sering juga mencapai 10 orang.

Segala macam jenis penyakit bisa diterapi, namun yang paling banyak pasien syaraf kejepit, stroke dan kolesterol. Selain penyembuhan, banyak pula pasiennya yang sekadar perawatan kesehatan rutin.

Yanto praktek mulai pukul 08.00 sampai 16.00 setiap hari, Jumat libur. Dalam satu waktu yang sama Yanto bisa menangani beberapa pasien sekaligus.

Dikatakan Yanto, untuk terapi sengat lebah pasien harus memenuhi syarat, yaitu membawa rekam medis, makan cukup dan sebelumnya tidur 5 sampai 6 jam.

“Terkait harus tidur 5 sampai 6 jam, pasien harus jujur dan tidak bisa berbohong, karena afeknya akan ketahuan, yaitu langsung lemas ketika disengat” kata pria kelahiran Jakarta yang sudah menjadi terapis sengat lebah sejak 2007 ini.

Endang (63), warga Pejaten, Jakarta Selatan, mengaku sudah lama terapi sengat lebah. Bahkan saudara-saudaranya sudah bertahun-tahun melakukan terapi sengat lebah.

Endang terapi ke Yanto untuk terapi kolesterol, darah tinggi dan asam urat. “Saya rutin terapi sengat lebah. Alhamdulillah sekarang sudah baikan,” kata Endang dengan didampingi anak bungsunya ini.(bud)

 

Keterangan foto: Yanto ketika menerapi Endang, salah satu pasien, di kliniknya.

Array
Related posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup