Semarang, 25/8 (beritajateng.net) – Setelah beberapa daerah di Jawa Tengah memutuskan untuk menjatuhkan level PPKM, sekarang menghadapi pembelajaran tatap muka (PTM) memulai sejumlah wilayah di Jawa Tengah dengan menggunakan kesehatan yang ketat protokol.
Tiga daerah yang mulai menegakkan PTM yaitu di Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Semarang.
Sesuai dengan peraturan yang ditentukan, ketiga kabupaten melakukan PTM dengan batasan, seperti membatasi jumlah siswa 50% dari kapasitas penuh, hanya belajar 2-5 jam, dan rotasi siswa.
Karena di Kabupaten Jepara, uji coba PTM dari tingkat PAUD ke sekolah menengah pertama sementara di Rembang dan Kabupaten Semarang SD ke sekolah menengah.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengatakan bahwa keberadaan PTM secara langsung di Jawa Tengah masih belum diizinkan karena vaksinasi di tingkat siswa yang relatif rendah.
“Vaksinasi pada tingkat siswa yang kami pertimbangkan masih rendah, jadi kami belum berani menghadapi wajah langsung, tetapi akan ada pendidikan, bagaimana prosedur pembelajaran tatap muka akan berlangsung,” katanya.
Selanjutnya, target vaksinasi di Jawa Tengah adalah 28,727.000 orang. Pada tanggal 22 Agustus 2021 dicatat, vaksinasi dosis pertama hanya 22 persen.
Sedangkan untuk dosis kedua, hanya mencapai 13,26 persen. Karena alasan ini, Jawa Tengah terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat sehingga pasokan vaksin dapat terjadi dengan lancar.
“Hingga saat ini hampir sama dengan Jawa Barat yang vaksinasi kami masih menunggu dari pemerintah pusat, yang bersedia Allah pada bulan ini dan bulan depan akan disalurkan lebih,” katanya.
Sementara itu, terkait dengan uji coba PTM di ibu kota Jawa Tengah akan ditargetkan pada bulan September. Kepala Kantor Kesehatan Kota Semarang (Dinkes), Moh Abdul Hakam mengatakan bahwa remaja atau vaksinasi siswa berusia 12-17 tahun masih belum banyak.
Dia mencatat pencapaian baru vaksinasi untuk 1 siswa sekitar 22.137 atau 14,31 persen. Dosis baru menyentuh 9.976 target atau 6,45 persen.
“Vaksinasi siswa kemarin ada sebagian dari dirinya sendiri, kami dibantu oleh BIN untuk memvaksinasi 12+. Vaksinasi siswa tidak banyak, masih jauh. Logistik vaksin masih untuk V2 (dosis 2),” jelas Hakam. (El)