Semarang Jadi Pilof Project Pertanian Regeneratif

Semarang, 8/9 (BeritaJateng.net) – Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kota Semarang yang bekerjasama dengan Bappenas tengah mengembangkan model pertanian regeneratif. Diharapkan, dengan pertanian regeneratif yang diujicobakan di Kota Semarang ini bisa dimunculkan sebagai kebijakan pertanian regeneratif secara nasional.

Pertanian Regeneratif, dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur adalah memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara berkelanjutan untuk dimanfaatkan kembali, sehingga tidak ada yang terbuang secara percuma.

Misalnya air limbah, dengan konsep pertanian regeneratif, nantinya akan dikelola lagi untuk memelihara ikan dan menyiram tanaman. “Lalu, tumbuhan gulma- gulma yang selama ini dibuang begitu saja bisa dipakai untuk pupuk organik dan lainnya,” terangnya.

Pihaknya bersama Bapenas saat ini tengah membuat kebijakannya dulu, kebetulan Semarang ditunjuk sebagai pilot projectnya, untuk nantinya dikembangkan secara nasional. Yakni, diterapkan di semua kabupaten/kota seluruh Indonesia.

“Dan saat ini kita sedang dicobakan model- model pertanian regeneratif, dan dibuat pelatihan- pelatihan yang dilakukan di dua tempat. Yakni di sekolah alam Arridho, dan kedua di kelompok wanita tani Dahlia Tembalang. Di dua tempat itu untuk pilot project-nya dan ditargetkan Oktober mendatang selesai,”paparnya.

Diharapkan, setelah selesai, kata Hernowo didapatkan model pertanian regeneratif yang sesuai dikembangkan di semua kota/kabupaten seluruh Indonesia. Selain itu, pihaknya juga membuat demplot di roop top, Unika BSB yang berkaitan tentang pertanian perkotaan.

Sebab, kota Semarang, lanjut dia salah satu kota yang sampai saat ini masih punya lahan pertanian perkotaan yang cukup luas.

“Apalagi telah mengikuti Pakta Milan, Sebuah pakta kesepakatan bersama yang diikuti kota-kota di dunia untuk mengembangkan sistem pangan berkelanjutan yang inklusif, tangguh, aman, dan beragam, yang menyediakan makanan sehat dan terjangkau bagi semua orang dalam kerangka kerja berbasis HAM, yang meminimalkan limbah. Dengan melestarikan keanekaragaman hayati sambil beradaptasi dan mengurangi dampak dari perubahan iklim,”imbuhnya.

“Kota Semarang juga memiliki komitmen kuat mendukung pertanian perkotaan terbukti dengan telah terbitnya Perwal Nomor 24 Tahun 2021 dengan ditindaklanjuti menjadi gerakan ‘Ayo Nandur’, program diversifikasi pangan, serta beberapa kegiatan lain yang menjadi gerakan bersama pemerintah dan masyarakat luas, “lanjut Hernowo.

Leave a Reply