Solo – Siapa sangka jika kudapan khas Semarang yang bernama unik ini pernah masuk dalam daftar 50 roti terbaik di dunia atau 50 of the world’s best breads? Berikut kisah tentang roti ganjel rel khas Semarang yang biasa dibagikan dalam tradisi Dugderan Semarang itu.
Dilansir detikFood, roti ganjel rel khas Semarang ini merupakan salah satu makanan peninggalan Belanda. Sebelum Indonesia merdeka, roti ini biasa menjadi teman minum teh orang-orang Belanda dan menjadi menu sarapan.
Saat memperingati Hari Roti Sedunia, dikutip dari artikel detikFood bertanggal 22 Mei 2020, CNN merilis daftar 50 roti terbaik di dunia. Tiap jenis roti itu punya kisah unik di baliknya.
Ternyata, roti ganjel rel khas Semarang masuk dalam daftar tersebut, bersanding dengan baguette dari Prancis, paratha dari India, ciabatta dari Italia, dan lain-lain.
Roti ganjel rel khas Semarang ini punya nama unik lantaran tampilannya mirip dengan kayu penganjal rel kereta api. Roti ini berbentuk persegi panjang dengan warna coklat gelap bertabur wijen. Teksturnya ulet dan padat.
Warna cokelat roti ganjel rel khas Semarang berasal dari coklat bubuk dan gula jawa. Roti yang beraroma harum dari rempah seperti cengkeh, kayu manis, dan kembang lawang ini juga tidak terlalu manis.
Menurut detikFood, roti ganjel rel khas Semarang ini kabarnya punya resep jadul yang terbuat dari bahan dasar tepung singkong. Walhasil, roti ini dulunya terbilang cukup alot. Tapi kini resepnya telah mengalami sejumlah modifikasi sehingga lebih terasa lezat.
Roti ganjel rel khas Semarang ini biasa diperebutkan masyarakat dalam acara Dugderan, salah satu tradisi menjelang ramadan di Semarang. Setiap tahun, ada sekitar 8.000 roti ganjel rel yang dibuat oleh salah satu takmir Masjid Agung Kauman Semarang.
Meskipun dikenal sebagai oleh-oleh khas Semarang, roti ganjel rel ini sudah agak sulit dijumpai, kecuali di pasar tradisional atau ke pusat pembuatannya.(detik)