SEMARANG – Romo Aloysius Budi Purnomo, Pr., Pastor Keuskupan Agung Semarang, kini tidak lagi di Semarang. Pastor yang juga seniman dan aktif di gerakan kerukunan lintas agama Kota Semarang tersebut akan berpindah tugas menjadi Pastor Paroki Wates Kulon Progo, DI Yogyakarta.
Menandai perpisahan, diiniasi Gusdurian Kota Semarang, Minggu (6/8) malam, bertempat di Aula Gereja St. Ignatius Loyola, Banjardowo, Kota Semarang, diadakan acara perpisahan dengan tema “Matur Nuwun Romo Budi, Berpisah Tapi Tak Berakhir.”
Romo Budi—begitu Romo Aloysius Budi Purnomo biasa disapa—sudah 19 tahun bertugas di Semarang. Selain menjadi Pastor Keuskupan, Romo Budi juga menjadi Kepala Campus Ministry Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata (2017-2022).
Acara diisi dengan testimoni sejumlah tokoh lintas agama, seniman dan pergelaran kesenian.
Pindah-tugasnya Romo Budi ke Yogyakarta dirasakan sebagai kehilangan oleh banyak kalangan. Pasalnya, Romo Budi selama 19 tahun di Semarang bukan hanya sebagai pemuka agama namun juga aktif di sejumlah kegiatan, mulai dari kesenian hingga kemanusiaan. Romo Budi juga dikenal sebagai seksofon, melukis dan penulis puisi. Juga pemain film.


“Romo Budi orang yang istimewa. Beliau seorang pastor, seniman, budayawan, seksofon yang baik. Melalui karya seni yang mudah dilihat dan dicerna, pesan-pesan tentang kebaikan dari ajaran agama mudah diterima,” kata Biku Cattamano Vihara Tanah Putih memberi kesaksian.
Hal senada juga disampaikan KH Mustam Aji, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Semarang. “Sebagai seorang seksofon beliau juga membawakan lagu-lagu religi agama lain termasuk agama Islam, dan bagus sekali,” katanya.
Kepindahan tugas Romo Budi dirasakan Mustam Aji sebagai kehilangan, sebab Romo Budi akrab dan dekat dengan siapa saja. “Kami sangat akrab. Tidak ada beda. Kami benar-benar menyatu,” ujarnya kepada beritajateng.net.
Sedangkan Maulana Saefullah A. Faruq (Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Indonesia Cabang Semarang), mempunyai kesan tersendiri dengan Romo Budi. Juli 2020 Saefullah diajak Romo Budi menjenguk pasien Covid-19 yang dirawat di Rumah Dinas Walikota Semarang. Selain Saefullah, Romo Budi juga mengajak tokoh agama lainnya.
“Awal Covid-19, ketika masyarakat tidak berani keluar rumah, Romo Budi mengajak kami diam-diam menjenguk pasien Covid-19 di Rumah Dinas Walikota. Kami memberi semangat dan motivasi kepada pasien Covid. Ketika pulang kami tidak memberi tahu ke keluarga masing-masing, bahkan ada yang baru satu bulan memberitahukan,” kata Saefullah yang mengenal Romo Budi tahun 2019 ini sambil tersenyum.
Di sisi Romo Budi sebagai seorang sineas disampaikan oleh Ninik Handry TM, sewaktu syuting film Ave Maryam tahun 2017 dengan sutradara Robby Ertanto. “Romo Budi memainkan peran romo sedangkan saya suster. Yang membuat saya terkesan, selama syuting Romo Budi tidak pernah retake,” kata istri almarhum sastrawan Handry TM ini.
Sedangkan Beno Siang Pamungkas, sastrawan dan juga wartawan, mengaku kehilangan atas kepindahtugasan Romo Budi. “Romo Budi selalu hadir baik di kegiatan kesenian, kebudayaan, dan keagamaan,” kata Beno yang juga aktif di kelompok pengajian Bajingan (Bar Ngaji Mangan) di Al Itqon, Bugen, Semarang, ini.
Ditemui seusai acara Romo Budi mengatakan akan tetap rutin ke Semarang. “Saya seminggu dua kali ke Semarang, mengajar Ilmu Lingkungan di Universitas Katolik,” katanya. Adapun pelantikannya sebagai Pastor Paroki Wates Kulon Progo dilakukan tanggal 12 Agustus 2023.(bud)