Pemuda Perlu Disiapkan untuk Berperan Dalam Pembangunan Desa

SEMARANG, 24/5 (beritajateng.net) – Pemuda diminta mengambil peran positif di pedesaan. Diantaranya dengan membantu menyelesaikan permasalahan di masyarakat. Selain itu, pemuda juga dituntut untuk terus mengembangkan diri demi bisa berkompetisi di era digitalisasi.

Hal tersebut mengemuka pada Sosialisasi Non Perda “Peran Pemuda dalam Pembangunan Pedesaan” yang digelar di aula Kantor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, belum lama ini. Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto mengatakan, Indonesia diprediksi mengalami bonus demografi pada tahun 2030 dimana jumlah penduduk usia produktif yang berusia 15 – 64 tahun lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif. Penduduk usia produktif jumlahnya diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.

Karenanya, bonus demografi ini harus disikapi secara riil oleh para pemuda agar membekali diri mereka dengan skill.

“Apabila pemuda tidak memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai, maka akan kalah dalam berkompetisi,” ujar Bambang Kusriyanto yang hadir secara daring.

Dia menambahkan, pemuda menjadi aset bagi Indonesia agar bisa lebih berkembang. “Generasi muda bisa menjadi penerus kemajuan bangsa, salah satunya dengan berperan aktif dalam pembangunan desa,” paparnya.

Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening generasi muda saat ini merupakan bagian masyarakat yang paling akrab dengan teknologi digital. Karena itu, mereka perlu disiapkan agar ikut berperan dalam pembangunan di desa.

“Selama ini jumlah dana desa yang dikucurkan cukup besar dan difokuskan pada pembangunan infrastruktur. Namun ke depan saat infrastruktur di desa sudah bagus, hanya akan dibiayai pemeliharaannya saja, alokasi dana desa bisa diperuntukkan bagi pemberdayaan masyarakat, khususnya pemuda,” katanya dalam acara yang dimoderatori Ricky Fitriyanto tersebut.

Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang Sukaton Purtomo Priyatmo menambahkan, pemuda bisa menjalankan 3 peran guna membantu pembangunan di pedesaan. Yaitu menjadi organizer pendidikan dengan menginventarisir perlu tidaknya dibangun sekolah di desa. Selain itu, menjadi mediamaker dengan menyampaikan aspirasi, keluhan, serta keinginan masyarakat.

“Yang ketiga, pemuda bisa menjadi leader, sebagai pemimpin di pedesaan,” ungkapnya.

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Semarang Bagus Suryokusumo menyatakan, dalam pembangunan desa, diperlukan pemuda yang aktif bersosialisasi. “Pemuda perlu berkomunikasi dengan sektor pemerintah misalnya camat, lurah kemudian berorganisasi masuk ke karang taruna, dan kegiatan peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia). Pemberdayaan SDM itu misalnya menggunakan teknologi guna mempromosikan desa wisata,” tandasnya.

Sementara Plt Camat Tuntang Moh Sigit menambahkan, bakal terjadi seleksi alam bagi keberadaan para pemuda di desa. “Tinggal anak muda mau ambil peran atau tidak di desanya masing-masing,” ujarnya. (adv)

Leave a Reply