SEMARANG – Bunda Halimah, Pakar Herbal Indonesia, mengalami perlakuan tidak menyenangkan oleh managemen Hotel Santika Cirebon, Jawa Barat.
Perlakuan yang dirasa tidak menyenangkan itu terjadi pada Rabu (4/10) kemarin ketika Bunda Halimah singgah di hotel tersebut sebelum melanjutkan perjalanan ke Bandung.
Memang pada pekan ini Bunda Halimah mempunyai jadwal melayani konsultasi di Cirebon (4/10), Bandung (6/10) dan Jakarta (7-8/10).
Dikatakan Bunda Halimah, pada Rabu kemarin salah seorang marketing Hotel Santika memperlakukannya dan stafnya dengan tindakan yang tidak menyenangkan.
“Saya seperti direndahkan dengan kata-katanya yang kasar, apalagi staf tersebut juga melakukan penggeledahan ke kamar,” ujar pakar herbal kelahiran Bangkalan Madura itu.
Kronologisnya dijelaskan oleh Bunda Halimah, pada Rabu pagi dia dan staf berangkat dari rumahnya di Kota Semarang. Sebelumnya memang berencana melakukan pelayanan konsultasi di Cirebon, tepatnya di Hotel Santika.
Sebelum-sebelumnya Bunda Halimah memang melayani konsultasi di Hotel Santika yang beralamat di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No.32, Kota Cirebon, tersebut.
Namun pada Rabu kemarin jadwal melayani konsultasi di Hotel Santika Cirebon dibatalkan Bunda Halimah karena ada keperluan yang sangat penting.
Perihal pembatalan ini sudah diumumkan melalui akun media sosial Bunda Halimah supaya diketahui oleh pasien. Selama ini pengumuman dan pendaftaran dilakukan melalui medsos.
Bunda Halimah pukul 12.00 sampai di Hotel Santika. Pada saat itu sudah ada lima orang pasien yang datang dan menunggu di lobby hotel.
“Mereka yang datang tidak tahu kalau jadwal di Cirebon dibatalkan sehingga tetap datang. Sementara pasien yang lain tidak datang karena membaca pengumuman,” kata Bunda Halimah.
Biasanya Bunda Halimah kalau melayani konsultasi di Hotel Santika selalu menyewa meeting room sebagai tempat konsultasi.
Biasanya pasien yang datang langsung diarahkan ke meeting room. Tapi karena Rabu kemarin tidak membooking meeting room sehingga pasien menunggu kedatangan Bunda Halimah di lobby hotel.
Sebenarnya Rabu kemarin Bunda Halimah sudah membooking tiga unit kamar, tapi meski tidak jadi melayani konsultasi booking tiga kamar tersebut tidak bisa dibatalkan.
“Saya sudah membooking tiga kamar dan itu tidak bisa dibatalkan meski tidak jadi melayani konsultasi. Sementara soal meeting room Rabu kemarin saya tidak menyewa karena memang tidak praktek,” ujarnya.
Melihat pasiennya sudah datang, Bunda Halimah menyuruh stafnya untuk membawa pasien yang datang tersebut ke dalam kamar untuk menerima penjelasan dari Bunda Halimah.
“Kasihan mereka sudah menunggu di lobby, maka saya suruh staf saya untuk mengumpulkan di dalam kamar,” ujarnya.
Di saat pasien sudah dikumpulkan di kamar, marketing Hotel Santika atas nama Rifki datang dan langsung marah-marah. Dengan arogan dan kata-kata kasar menuduh Bunda Halimah melakukan konsultasi secara diam-diam di dalam kamar hotel.
Pasien yang ada di dalam kamar diusir keluar, padahal baru diberikan penjelasan oleh staf saya bahwa saat ini sedang tidak sedang melayani konsultasi di Cirebon dan sudah diunggah di medsos.
“Staf Santika dengan cara menggedor-gedor pintu dan tanpa ijin langsung masuk kamar, kemudian melakukan pengusiran pasien dengan kata-kata bernada tinggi dan marah-marah di depan pasien, bahkan terus diikuti sampai keluar dari lift sambil ngomel marah-marah, padahal ada pasien yang menggunakan kursi roda,” kata Bunda Halimah.
Ditambahkan oleh Bunda Halimah, bahkan setelah sampai loby hotel pasien langsung diiusir agar segera meninggalkan Hotel Santika.
Bunda Halimah mengaku kecewa diperlakukan tidak sepantasnya tersebut, terlebih dia sudah lama menjadi pelanggan hotel tersebut.
“Saya sangat miris diperlakukan seperti itu, yang nota bene pelanggan yang sudah membayar room diperlakukan kasar penuh arogan seperti itu oleh managemen Hotel Santika Cirebon atas nama saudara Rifki,” kata pakar herbal yang namanya sudah kesohor ini.
“Kejadian tersebut benar-benar melecehkan martabat dan sangat merendahkan privacy saya selaku pelanggan,” kata Bunda Halimah.
Sementara itu managemen Hotel Santika Cirebon ketika dikonfirmasi beritajateng.net melalui pesan Whatsapp membantah pihaknya melakukan penggedoran, pengusiran dan mengeluarkan kata-kata nada tinggi dan kasar di depan pasien.
“Untuk hal penggedoran tidak dilakukan oleh staf kami karena saat berada di situ, pintu sudah terbuka, dan staf tersebut hanya menganjurkan para tamu Bunda untuk menunggu di area tunggu yang berada di lantai bawah, karena jika para pasien Bunda menunggu di area kamar, dikhawatirkan akan mengganggu tamu hotel lainnya. Nadanya pun tidak tinggi dan tidak ada kata-kata kasar di depan para tamu,” kata Indriat Purwatmoko, Sales Manager Hotel Santika Cirebon.
Ditambahkan oleh Indriat Purwatmoko pada kejadian Rabu tersebut tidak ada pengusiran pasien. “Kami mengarahkan pasien-pasien Bunda untuk menunggu di ruang tunggu yang kami sediakan,” ujarnya.
Indriat Purwatmoko mengatakan bahwa pada saat pemesanan pihak Bunda Halimah menyatakan tidak membuka praktek pengobatan.
“Dan saat check-in pun pihak Ibu Halimah tidak memberi informasi ke pihak hotel bahwa beliau akan membuka praktek pengobatan,” kata Indriat Purwatmoko.
Dalam pesan Whatsapp tersebut Indriat Purwatmoko juga menyampaikan kalau pihak Hotel Santika sudah menyampaikan permohonan maaf ke Bunda Halimah. “Mengenai masalah ini, pihak kami sudah meminta maaf kepada pihak Ibu Halimah mengenai kejadian tersebut,” ujarnya.
Namun saat dikonfirmasi kepada Bunda Halimah, sampai dengan meninggalkan Hotel Santika, pihak Hotel Santika tidak ada sedikit pun ada rasa bersalah apalagi minta maaf kepada Bunda Halimah dan staf.
“Saya berencana akan melaporkan pidananya ke Polres terdekat sesuai aturan hukum yang berlaku, karena saya sudah memiliki alat bukti berupa video, foto, dan saksi-saksi baik dari staf maupun pasien yang diusir, karena tidak ada itikat baik dari managemen untuk mengakui apalagi meminta maaf atas perbuatannya,” kata Bunda Halimah dengan nada datar.(bud)