Orang Tua Punya Peran Sentral dalam Pendidikan Karakter Anak

SEMARANG, 3/8 (beritajateng.net) – Orang tua punya peran penting dalam pendidikan karakter anak-anaknya. Peran orang tua cukup sentral dalam pembentukan kepribadian anak. Karena itu, orang tua diharapkan tak sepenuhnya menyerahkan pendidikan karakter anak-anaknya pada guru di sekolah.

Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto mengungkapkan pentingnya orang tua dan keluarga dalam pendidikan karakter. Sebab, anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah. “Orang tua hendaknya tak menyerahkan sepenuhnya pendidikan karakter anak ke guru di sekolah. Bagaimanapun juga, guru di sekolah juga punya keterbatasan dalam mendidik anak,” ujarnya, Rabu (3/8/2022).

Dia menambahkan, besarnya peran orang tua dalam mendidik anak sangat terlihat saat pandemi Covid-19. Saat pemerintah mengharuskan kegiatan belajar mengajar digelar secara daring, orang tua sekaligus berperan sebagai guru bagi anak-anaknya.

“Saat pandemi, peran orang tua dan keluarga dalam pendidikan sangat dominan. Tak hanya dalam soal akademis, tetapi juga dalam membentuk karakter anak,” ujar pria yang akrab disapa Bambang Kribo tersebut.

Mendidik karakter anak, lanjut dia, dapat diajarkan melalui hal-hal sederhana. Dia mencontohkan, anak bisa diajari agar selalu antre, membuang sampah pada tempatnya, hingga menerapkan sopan santun saat berhadapan dengan orang yang lebih tua. Pendidikan karakter bagi anak dapat dimulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD).

Mantan Ketua DPRD Kabupaten Semarang ini mengungkapkan, masih banyak orang tua yang berpersepsi bahwa pendidikan anak merupakan tanggung jawab guru di sekolah. Persepsi tersebut menurutnya perlu diubah.

“Orang tua seolah lepas tangan dengan pendidikan anak dan memasrahkan pendidikan anaknya pada guru di sekolah. Orang tua seharusnya mampu menjadi contoh dan mengawasi pendidikan anak,” ungkapnya.

Dikatakannya, pendiaikan karakter mutlak dibutuhkan karena saat ini banyak terjadi krisis moral. Selain itu, karakter zaman telah bertransformasi menjadi era komunikasi dan informasi yang begitu bebas dan terbuka. Krisis moral di tingkat elit ditandai dengan maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sedangkan krisis moral di tingkat bawah ditandai dengan merajalelanya kejahatan seperti penipuan, pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, dan perampokan.

“Karena itu orang tua perlu memperhatikan pendidikan karakter dan pembentukan kepribadian anak dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.

Meski begitu, dia menyadari adanya kendala yang dihadapi sejumlah orang tua. Diantaranya perubahan zaman dan gaya hidup, pengaruh televisi dan medsos pada gaya komunikasi anak, perbedaan watak dan jenis kelamin, serta perbedaan tipe kecerdasan anak. (adv)

editor: ricky fitriyanto

Leave a Reply