SEMARANG, 29/11 (BeritaJateng.net) – Kejadian nahas yang menimpa keluarga Susi Handayani warga Kapling Dondong, RT 05 RW 06, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, jadi perhatian Pemkot Semarang.
Diketahui suami Susi meninggal tertimpa pohon milik Perhutani saat memboncengkan dua anaknya melintasi Jalan Palir, Kaliancar, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang beberapa waktu lalu.
Anak Susi yang masih berusia 2 tahun juga mengalami luka parah di bagian kepala karena insiden tersebut.
Kini Susi kebingungan menanggung biaya berobat dan mencukupi kebutuhan dua anaknya.
Melihat hal tersebut, Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman langsung mengunjungi keluarga korban tertimpa pohon jati tersebut.
Ia berangkat dari kediamannya di Jalan Krajan Mangkang Wetan Kecamatan Tugu, menggunakan sepeda motor lawasnya.
Beberapa gang sempit ia lalui hingga sampai ke rumah korban tertimpa pohon jati di Kapling Dondong, RT 05 RW 06, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan.
Sesampainya di rumah milik keluarga Susi Handayani, ia disambut tangis anak-anak.
Tangisan itu dari anak Susi yang berusia 2 tahun yang mengalami cidera berat di bagian kepala.
Seorang perempuan juga mempersilahkan Kadarlusman yang akrab disapa Pilus itu masuk ke dalam rumah.
Ia adalah Sulastri (52) ibu dari Susi. Sembari menggendong anak Susi yang mengalami cidera kepala, ia bercengkrama dengan Pilus.
Bocah 2 tahun yang tengah digendong Sulastri itu terus menangis dan menanyakan di mana ayahnya. Hal itu membuat saudara Sulastri bergegas datang menggendong anak tersebut untuk diajak ke luar rumah.
Sementara anak pertama Susi hanya terdiam, ia juga diajak ke luar rumah oleh saudara Sulastri.
Sulastri pun mempersilahkan duduk Pilus, mereka berbincang cukup panjang mengenai peristiwa yang dialami suami dan anak-anak Susi.
“Susi anak saya tidak di rumah pak, ia di rumah sakit karena sakit. Baru kemarin masuk rumah sakit,” kata Sulastri.
Perempuan 53 tahun itu bercerita, yang mengurusi pemakaman suami Susi adalah saudara.
Biaya pemakaman diambil dari pemberian Perhutani ke keluarga sebesar Rp 4,5 juta.
Setelah itu, Perhutani kembali memberikan santunan Rp 3 juta ke keluarga Susi.
“Uang yang diberikan untuk biaya membeli susu dan ongkos ke rumah sakit. Karena cucu saya yang berusia 2 tahun harus menjalani operasi cangkang kepala 3 kali,” ujarnya.
Menyoal biaya tambahan, Sulastri menjawab dengan wajah sedikit pucat.
Pasalnya uang pemberian Perhutani sudah habis untuk biaya perawatan cucunya yang berusia 2 tahun.
“Susunya Rp 430 ribu satu kaleng, itu pun habis kurang dari sepekan. Kalau mau ganti susu tidak bisa karena susu yang diberikan adalah resep dokter,” terangnya.
Mendengar cerita dan melihat langsung kondisi anak Susi, mata Pilus nampak berkaca-kaca.
Ia pun mengutarakan niat kedatangannya untuk membantu keluarga Susi.
Selain memberikan bantuan, Pilus berujar akan mengupayakan beasiswa untuk anak Susi.
“Kalau memang itu permintaan keluarga tentunya pemerintah tidak masalah. Mungkin akan kami upayakan mendapat beasiswa dari TK hingga SMP, untuk SMA nanti kami koordinasikan dengan Pemprov Jateng, syukur-syukur bisa sampai kuliah,” ucapnya.
Diterangkannya, DPRD juga akan mendorong adanya Perda mengenai pohon tumbang. Khususnya nominal santunan kepada korban yang tertimpa pohon tumbang di wilayah Kota Semarang.
Menurutnya, selama ini hal tersebut belum ada yang mengatur baik Perwal hingga Perda. “Karena dianggap musibah jadi tidak ada yang mengatur ganti rugi ke korban. Untuk itu akan kami coba melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti Pemkot Semarang dan Perhutani,” terangnya.
Ditambahkannya, yang paling penting adalah mengembalikan metal dan kondisi Susi serta ke dua anaknya.
Ia juga berharap masyarakat Kota Semarang yang mempunyai rezeki lebih bisa membantu.
Khususnya untuk biaya operasi anak Susi yang masih membutuhkan penyembuhan dan masih punya masa depan.
“Saya berharap ada yang ikut membantu, jika ada rezeki lebih bisa langsung disalurkan ke rumah Susi di RT 05 RW 06, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang,” tambahnya.
Diketahui kejadian nahas yang menimpa keluarga Susi terjadi pada 7 Oktober lalu, saat suami Susi berkendara melintasi Jalan Palir, Kaliancar, Kecamatan Ngaliyan.
Suami Susi berkendara dengan membawa dua anaknya dari arah Utara ke selatan di Jalan Palir.
Di tengah perjalanan pohon jati besar rubuh dan menimpa suami Susi yang tengah berkendara bersama dua anaknya.
Suami Susi bernama Avieq Avendi tewas dilokasi kejadian, sementara anak pertamanya mengalami luka ringan dan anak keduanya mengalami luka berat di kepala. Ia juga harus menjalani operasi pengangkatan cangkang kepala sisi kanan. (Ak/El)