Kesuksesan Desa Wisata Bergantung Kreativitas Pengelola

SEMARANG, 4/10 (beritajateng.net) – Desa wisata memiliki peran strategis untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Terlebih desa wisata menjadi alternatif bagi wisatawan disamping destinasi mainstream. Sebagai wisata berbasis masyarakat, desa wisata tak sekedar menjual keindahan alam, tetapi juga keragaman budaya dan kearifan lokal.

Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto mengatakan, Pemkab Semarang telah menyiapkan desa wisata sebagai salah satu destinasi unggulan bagi wisatawan. Desa wisata, lanjutnya, dapat menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat.

Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto hadir virtual dalam Sosialisasi Non Perda “Desa Wisata dan Kesejahteraan Masyarakat” yang digelar di Aula Kantor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. (wahyu robert/beritajateng.net)

“Sekarang ini banyak destinasi wisata berbasis masyarakat. Desa wisata ini menjadi salah satunya. Dengan begitu, wisatawan akan punya banyak pilihan destinasi. Tak hanya destinasi mainstream, tapi juga berkunjung ke desa-desa wisata,” kata Bambang yang hadir secara virtual dalam Sosialisasi Non Perda “Desa Wisata dan Kesejahteraan Masyarakat” yang digelar di Aula Kantor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Selasa (4/10/2022).

Menurutnya, saat ini banyak bantuan atau hibah yang diberikan bagi desa-desa wisata. Baik dari Pemkab Semarang maupun Pemprov Jateng. Bantuan dari Pemprov misalnya, besarnya bervariasi. Yaitu desa wisata yang masuk kategori rintisan mendapatkan bantuan Rp 100 juta, desa wisata berkembang memperoleh Rp 500 juta, dan desa wisata maju mendapatkan Rp 1 miliar.

“Sukses tidaknya desa wisata sangat bergantung pada kreatifitas pengelolanya. Pengelola desa wisata yang biasa disebut Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) perlu terus mempromosikan desanya agar dikunjungi wisatawan,” kata pria yang akrab disapa Bambang Kribo tersebut.

Plt Camat Tuntang Eko Sudiastuti yang menjadi narasumber mengatakan ada banyak destinasi wisata di Kabupaten Semarang.

“Kecamatan Tuntang memiliki desa wisata rekreasi yang memiliki potensi, diantaranya ada 8 desa wisata, dan mempunyai banyak wisata kuliner. Untuk menarik pendapatan harus dilakukan dengan branding dan promosi yang di dukung dengan SDM yang tinggi pula,” paparnya dalam acara yang dimoderatori Nurkholis tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang Heru Subroto menyampaikan, pengembangan desa wisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam lingkungan dan sumber daya alam, serta memajukan budaya.

“Prinsip pengembangan desa adalah untuk memberi manfaat secara ekonomi kepada masyarakat dengan melibatkan masyarakat secara aktif, juga harus menjaga nilai norma keseharian dan budaya masyarakat. Dengan adanya desa wisata, juga menciptakan lapangan kerja baru yang nanti bisa meningkatkan industri kecil menengah yang memanfaatkan produk lokal,” tutur Heru.

Pengembangan desa wisata, lanjutnya, merupakan bentuk percepatan pembangunan desa secara terpadu untuk mendorong transformasi sosial budaya dan ekonomi desa.

“Tinggal bagaimana mengemas potensi yang ada di desa,” ungkapnya.

Desa wisata juga perlu memiliki atribut penting daya tarik wisata. Yaitu keunikan/langka, asli/otentik, indah, dan keragaman.

Heru menambahkan, tak hanya desa wisata yang memiliki keindahan alam yang mampu berkembang. Dia mencontohkan Desa Lerep di Kabupaten Semarang yang tak memiliki daya tarik khusus. Desa Lerep hanya memiliki embung buatan. Namun karena cara mengemasnya pintar, desa ini ramai dikunjungi wisatawan. (adv)

editor: ricky fitriyanto

Leave a Reply