Semarang, 31/10 (BeritaJateng.net) – Payung Teduh menemani malam Mingguan warga Semarang di Taman Indonesia Kaya, Sabtu (29/10/2022). Tembang-tembang romantis dibawakan di depan ratusan penonton yang rata-rata masih muda.
Selama kurang lebih 90 menit, Payung Teduh membawakan sembilan buah lagu antara lain Rayuan Pulau Kelapa, Sebuah Lagu, Berjalanlah, Malam, Pagi Belum Sempurna, Suar, Nanti, Diamlah dan Resah.
Payung Teduh tidak tampil sendiri. Band alternative/indie Indonesia beraliran fusi antara folk, keroncong, dan jazz ini juga berkolaborasi dengan salah unit kegiatan mahasiswa setempat yang didirikan sejak 1998 yaitu, Paduan Suara Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (PSM Unnes).
Para penikmat seni yang didominasi oleh generasi muda ini tampak antusias melihat penampilan menarik dari keduanya di atas panggung.
Sesekali para penikmat seni juga terdengar bernyanyi bersama mengikuti Payung Teduh.
Vokalis Payung Teduh, Marsya Ditia mengaku senang bisa hadir dan tampil secara langsung di Taman Indonesia Kaya. Melihat semangat dan antusiasme para penikmat seni di kota Semarang, memberikan energi dan semangat tersendiri bagi dalam menyuguhkan pertunjukan ini.
“Malam ini kami juga berkolaborasi dengan suara indah. Semoga penampilan kami dapat dinikmati dengan baik oleh masyarakat Semarang,” harapnya.
Gelaran bertajuk Senandung di Taman ini sekaligus menjadi momentum dibukanya kembali Taman Indonesia Kaya untuk panggung hiburan setelah vakum dua tahun gara-gara pandemi.
“Senandung di Taman menjadi pertunjukan pembuka setelah beberapa tahun terakhir ini Taman Indonesia Kaya harus terhenti untuk menyuguhkan hiburan bagi masyarakat kota Semarang karena pandemi yang melanda,” ungkap Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian.
Sebelumnya, Taman Indonesia Kaya kerap menghibur para penikmat seni dengan mengadakan pertunjukan rutin di tiap akhir pekan di penghujung bulan.
“Agar dapat menjadi ruang publik yang bermanfaat bagi masyarakat, selama pandemi melanda, kami juga melakukan perbaikan beberapa fasilitas taman agar dapat berfungsi secara optimal. Semoga segala upaya yang kami lakukan dalam menyuguhkan ruang publik dan hiburan bagi masyarakat Semarang dapat diterima dengan baik,” paparnya.
Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengatakan, Senandung di Taman menjadi pertunjukan pembuka setelah beberapa tahun terakhir ini Taman Indonesia Kaya harus terhenti untuk menyuguhkan hiburan bagi masyarakat Kota Semarang karena pandemi yang melanda.
“Sebelumnya, Taman Indonesia Kaya kerap menghibur para penikmat seni dengan mengadakan pertunjukan rutin di tiap akhir pekan di penghujung bulan. Selama pandemi melanda, kami juga melakukan perbaikan beberapa fasilitas taman agar dapat berfungsi secara optimal,” kata Renita.
“Semoga segala upaya yang kami lakukan dalam menyuguhkan ruang publik dan hiburan bagi masyarakat Semarang dapat diterima dengan baik,” katanya. (Ak/El)