Oleh Sandyka Pratama
Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, merupakan salah satu kabupaten yang dikenal sebagai penghasil rokok (kretek) terbesar di Jawa Tengah. Selain itu Kudus juga terkenal memiliki banyak wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Salah satu wisata yang menarik untuk dikunjungi yaitu Musium Purbakala Patiayam. Musium ini terletak di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Musium ini menyimpan banyak sekali penemuan-penemuan dari situs purbakala Patiayam seperti berbagai fosil binatang purba, atap tengkorak Homo Erectus dan beberapa peninggalan alat batuan pada masa plestosen.
Selain dapat melihat peninggalan-peninggalan yang sudah dipajang di musium purbakala Patiayam, kita juga dapat melihat secara langsung beberapa fosil di tempat ditemukanya seperti di gardu pandang dengan menempuh perjalanan kurang lebih lima menit dari Musium Purbakala Patiayam.
Musium Purbakala Patiayam dibuka setiap hari mulai pukul 07.00 – 15.00 WIB. Supaya bisa masuk ke dalam musium pengunjung hanya perlu mengisi buku daftar pengunjung yang terdapat di meja resepsionis. Para pengunjung tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun agar dapat masuk ke dalam Musium Patiayam.
Lokasi dari Musium Patiayam juga mudah ditemukan sebab letaknya sangat strategis dekat dengan jalan pantura Pati – Kudus. Pengunjung dapat menemukan dengan mudah lokasi museum ini melalui petunjuk jalan menuju ke situs Patiayam yang terdapat d ipinggir jalan raya. Dengan mengikuti petunjuk arah tersebut kurang lebih 500 meter dari jalan pantura Pati-Kudus penunjung sudah sampai di Musium Patiayam.
Di dalam Musium Patiayam terdapat dua gedung berlantai dua yang memiliki arsitektur yang sama dengan warna putih. Gedung kedua ini baru saja dibangun pada akhir tahun 2022 dan dibuka pada Januari 2023. Penambahan gedung baru ini bertujuan untuk menambah display koleksi temuan-temuan dari situs Patiayam.
Lantai bawah di setiap gedung digunakan untuk mendisplay temuan-temuan yang berasal dari situs purbakala Patiayam yang sudah ditata dan diperuntukkan untuk masyarakat umum. Sedangkan lantai dua digunakan untuk menyimpan hasil temuan-temuan dari situs purbakala Patiayam yang belum didisplay dan belum diperuntukan untuk masyarakat umum.
Musium Purbakala Patiayam menyimpan banyak sekali koleksi-koleksi temuan yang berasal dari situs purbakala Patiayam.
“Penemuan di situs Patiayam ini kebanyakan memang fosil hewan purba seperti adanya penemuan fosil besar yang dikenal dengan balung buto. Tercatat ada delapan ribu penemuan lebih yang berhasil ditemukan, namun baru tiga ribu saja yang berhasil diverifikasi. Tidak hanya fosil hewan purba, terkait dengan benda atau alat kebudayaan yang berhasil ditemukan di situs ini ialah berupa kayu, batu, dan tulang. Dikarenakan mahluk hidup tersebut mati dan tertutupi lapisan tanah atau sedimen halus seperti lempung, maka tidak ada atau sangat sedikit kandungan oksigen di sekitar bangkai hewan atau siswa-sisa tanaman itu. Akibatnya bakteri pembusuk (yang menyebabkan proses pembusukan) menjadi tidak bisa hidup dan berkembang biak. Karena kondisi tersebut sisa mahluk hidup akan terawetkan dan tidak hancur,” ungkap Ari Mustaqim, salah satu staf Musium Patiayam.
Berikut beberapa koleksi dari Musium Purbakala Patiayam.
a. Fosil Hewan Purba
Situs Patiayam merupakan daerah pegunungan yang terletak di lereng selatan Gunung Muria. Secara morfologi situs Patiayam merupakan sebuah kubah (dome) dengan puncak tertingginya yaitu Bukit Patiayam yang berada di ketinggian 350 meter di atas muka laut. Pada awalnya Patiayam terpisah dengan Pulau Jawa dan kemudian menyatu kembali ketika terjadi pendangkalan dan perkembangan daratan alluvial di sepanjang Pantai Utara Jawa.
Dengan kondisi alam tersebut membuat penemuan di situs Patiayam kebanyakan berupa hewan-hewan yang hidup di masa tersebut baik dari darat maupun laut. Beberapa contoh penemuan hewan seperti gajah berjenis stegodon dengan ditemukanya beratap tengkorak menonjol membentuk segitiga, gading berbentuk membulat dan agak melengkung, dan gigi stegodon brachyodont (jenis gigi yang sesuai untuk melumat dedaunan yang lembut). Selain itu ditemukan juga fauna laut seperti fosil penyu air tawar, gigi buaya. Kerang laut, gigi hiu makarel, tempurung atas kura-kura, kepiting (brachyura) dan cephalopoda.
b. Manusia dan Alat Kebudayaan
Musium Purbakala Patiayam ini juga menyimpan temuan-temuan mengenai manusia dan alat kebudayaan pada zaman dulu. Pada tahun 1979 ditemukan sebuah premolartiga fragmen atap tengkorak Homo Erectus oleh Sartono. Selain itu juga di Musium Purbakala Patiayam terdapat beberapa alat-alat dari batu yang digunakan oleh manusia zaman dulu dalam kegiatan sehari-hari. Alat-alat batu ini sebagian besar ditemukan di tepian Sungai Kancilan yang berada di bagian selatan. Beberapa contoh alat-alat batu tersebut seperti kapak genggam, batu Inti dan beliung persegi. (*)
*) Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Semarang