HARI ini, 11 September, 22 tahun lalu, Amerika Serikat benar-benar goncang.
Kala itu gedung Menara kembar World Trade Center (WTC), yang merupakan icon New York, pada 11 September 2001 runtuh karena ditabrak dua pesawat terbang.
Pelakunya adalah teroris.
Karena itu peristiwa 11 September dikenang sebagai tragedi serangan terorisme di Amerika Serikat.
Tragedi yang menewaskan ribuan orang itu menjadi teror terburuk sepanjang sejarah Amerika.


Sebanyak 19 militan Al Qaeda yang dipimpin oleh Osama bin Laden membajak empat pesawat.
Sebanyak dua pesawat diterbangkan ke arah menara kembar di New York, lalu pesawat ketiga menabrak Pentagon, dan pesawat keempat jatuh di Pennsylvania.
Dikutip dari History, pada pukul 08.45 pagi, tepatnya Selasa, 1 September 2002, sebuah American Airlines Boeing 767 yang memuat 20.000 galon bahan bakar jet menabrak menara utara WTC di New York City.
Dampak dari tragedi itu menyebabkan lubang besar yang terbakar dan menganga di dekat lantai 80 gedung pencakar langit tersebut. Akibatnya, ratusan orang di lantai tersebut terbunuh dan lainnya terjebak di lantai yang lebih tinggi.
Lalu, 18 menit setelah pesawat pertama menabrak, ketika proses evakuasi berlangsung, Boeing 767 yang kedua (United Airlines Penerbangan 175) muncul di langit dan berbelok tajam ke arah WTC dan membelah menara selatan di dekat lantai 60.
Tabrakan itu mengakibatkan ledakan besar dan menjatuhkan puing-puing terbakar ke bawah gedung.
Ketika banyak orang yang menyaksikan peristiwa berdarah di New York, American Airlines Flight 77 berputar-putar di pusat kota Washington, D.C., sebelum akhirnya menabrak sisi barat markas militer Pentagon, pukul 09.45 pagi.
Bahan bakar jet dari Boeing 757 menyebabkan kebakaran hebat yang meruntuhkan sebagian besar struktur bangunan beton raksasa itu.
Pada kejadian itu, 125 personel militer dan warga sipil tewas di Pentagon bersama dengan 64 orang di dalam pesawat.
Pesawat keempat tujuan California dibajak 40 menit setelah meninggalkan Bandara Internasional Newark Liberty di New Jersey.
Mengetahui bahwa pesawat tidak kembali ke bandara seperti yang diklaim pembajak, sekelompok penumpang dan pramugari merencanakan pemberontakan.
Para penumpang melawan empat pembajak dan diduga menyerang kokpit dengan alat pemadam kebakaran.
Pesawat kemudian terbalik dan melaju ke tanah dengan kecepatan di atas 500 mil per jam. Selanjutnya, pesawat menabrak lapangan pedesaan dekat Shanksville di Pennsylvania Barat pada pukul 10.10 pagi.(sidoarjokini)