
SOLO, 22/3 (BeritaJateng.net) – Kraton Solo gelar hajat mantu (pernikahan) salah satu cucu Paku Buwono XII, yaitu B.R.Aj Salindri Dyah Ayuningrum yang dipersunting teman semasa kuliah yakni Zepphirius Suroto Putro. Dalam Pernikahan adat tersenut juga dilakukan kirab temanten dengan menggunakan kereta pusaka milik Kraton Solo dan juga diiringi dengan prajurit Kraton berpakaian seragam lengkap.
Menurut Juru bicara Kraton Solo Juru bicara Kraton Kasunanan Solo, K.P Winarno Kusumo menyebutkan kirab temanten ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan pada B.R.Aj Salindri yang sebagai wayah dalem (cucu) tertua dari Paku Buwono XII.
Meskipun begitu dalam adat Kraton tidak semua tidak semua wayah dalem diharuskan menggunakan acara kirab. Hanya cucu raja pertama yang bisa, selain itu ibunya adalah putri dalem yakni Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Galuh Kencana.
“Sebagai cucu raja pertama (tertua), dia berhak mendapatkan tata cara dan upacara kebesaran yang ada di keraton. Karena ibunya salah satu putri Sinuhun PB XII, ” jelas Winarno disela-sela acara kirab temanten, Minggu (22/3/2015).
Sebelumnya ungkap Winarno
Kusumo, berbagai prosesi adat sudah dilakukan sebelumnya, sejak hari Jumat lalu. Acara itu seperti peningset, bucalan, sengkeran, menanak nasi pertama dan sebagainya.
“Karena Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Galuh Kencana hanya memiliki satu putri sedang tiga lainnya lai-laki, maka dilakukan juga ucara bubak kawah dan juga dan tumplak sujen,” lanjut Winarno.
Acara kirab temanten yang dimulai sekitar pukul 19.00 WIB, diawali dengan barisan musik tradisional Keraton Solo, dibelakangnya ada Prajurit Keraton Solo yakni Prajurit Wirotamtomo, Prajurit Sorogeni. Di susul edan-edanan yang terdiri dari 2 perempuan 1 gemuk dan 1 kurus, juga dan sepasang Kembar Mayang yang dibawa dua abdi dalem kraton Surakarta.
Disusul dua kereta pusaka milik kraton Solo yakni kereta kencana Kanjeng Kyai Morosebo yang ditarik 4 ekor kuda yang berisi penganten putri B.R.Aj Salindri Kusumo Dyah Ayuningrum. Sedangkan R. Suroto menaiki seekor kuda tanpa kereta kencana.
Masih ada satu kereta lagi yang mengikuti kirab tersebut yaitu kereta pengirit atau pengiring yakni Kanjeng Kyai Retnosewoko. Kedua kereta bersama rombongan kirab mengelilingi bangunan keraton Solo Baluwarti, dan kembali lagi ke Sasana Mulya.
Kirab temanten ini juga sebagai ajang promosi keberadaan Keraton Solo sebagai pusat budaya Jawa, dan tetap melestarikan turun temurun tentang upacara adat, salah satu diantaranya adalah upacara adat perkawinan. (BJ24)